Amerika Serikat
Amerika Serikat, disingkat dengan AS, atau secara umum dikenal dengan Amerika saja, adalah sebuah negara republik konstitusional federal yang terdiri dari lima puluh negara bagian dan sebuah distrik federal.[4] Negara ini terletak di bagian tengah Amerika Utara, yang menjadi lokasi dari empat puluh delapan negara bagian yang saling bersebelahan, beserta distrik ibu kota Washington, D.C.. Amerika Serikat diapit oleh Samudera Pasifik dan Atlantik di sebelah barat dan timur, berbatasan dengan Kanada di sebelah utara, dan Meksiko di sebelah selatan. Dua negara bagian lainnya, yaitu Alaska dan Hawaii, terletak terpisah dari dataran utama Amerika Serikat. Negara bagian Alaska terletak di sebelah ujung barat laut Amerika Utara, berbatasan dengan Kanada di sebelah timur dan Rusia di sebelah barat, yang dipisahkan oleh Selat Bering. Sedangkan negara bagian Hawaii adalah sebuah kepulauan yang berlokasi di Samudera Pasifik. Amerika Serikat juga memiliki beberapa teritori di Pasifik dan Karibia. Dengan luas wilayah 3,79 juta mil persegi (9,83 juta km2) dan jumlah penduduk sebanyak 315 juta jiwa, Amerika Serikat merupakan negara terluas ketiga atau keempat di dunia, dan terbesar ketiga menurut jumlah penduduk. Amerika Serikat adalah salah satu negara yang paling multi-etnis dan paling multi-kultural di dunia, yang muncul akibat adanya imigrasi besar-besaran dari berbagai penjuru dunia.[9] Iklim dan geografi Amerika Serikat juga sangat beragam dan negara ini menjadi tempat tinggal bagi berbagai spesies.
Didorong oleh doktrin "Manifest Destiny", di sepanjang abad ke-19, Amerika Serikat memulai ekspansi besar-besaran ke wilayah Amerika Utara lainnya, menyingkirkan penduduk asli, menduduki serta membeli teritori-teritori baru, dan secara bertahap menjadikannya sebagai negara bagian yang baru. Perang Saudara yang meletus pada 1861 – 1865 mengakhiri perbudakan di Amerika Serikat. Pada akhir abad ke-19, perekonomian nasional Amerika Serikat merupakan perekonomian termaju di dunia.[12] Kemenangannya dalam Perang Spanyol-Amerika dan Perang Dunia I semakin mempertegas status Amerika Serikat sebagai kekuatan militer dunia. Setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat muncul sebagai negara adidaya baru di dunia, menjadi negara pertama yang mengembangkan senjata nuklir, dan menjadi salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Berakhirnya Perang Dingin dan runtuhnya Uni Soviet menjadikan Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara adidaya di dunia.
Amerika Serikat tergolong ke dalam negara maju pasca-industri, dan merupakan negara dengan perekonomian termaju di dunia, dengan perkiraan PDB 2012 sekitar $15,6 triliun – 19% dari PDB global menurut kemampuan berbelanja pada tahun 2011.PDB perkapita AS adalah yang terbesar keenam di dunia pada 2010. Majunya perekonomian Amerika Serikat didorong oleh ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, infrastruktur yang dikembangkan dengan baik, dan produktivitas yang tinggi. Meskipun negara ini tergolong ke dalam negara pasca-industri, Amerika Serikat tetap menjadi produsen terbesar di dunia. Amerika Serikat juga menjadi negara dengan pengeluaran militer tertinggi di dunia,dan menjadi yang terdepan dalam bidang ekonomi, budaya, dan politik, serta pemimpin dalam penelitian ilmiah dan inovasi teknologi.
Etimologi
Dokumentasi pertama yang terkait dengan penggunaan frasa "United States of America" terdapat dalam sebuah esai anonim yang diterbitkan dalam surat kabar Virginia Gazette di Williamsburg, Virginia pada 6 April 1776.[18][19] Pada bulan Juni 1776, Thomas Jefferson menggunakan frasa "UNITED STATES OF AMERICA" dengan huruf-huruf kapital dalam baris judul rancangan Deklarasi Kemerdekaan.[20][21] Namun, dalam versi akhir Deklarasi Kemerdekaan, judul tersebut diganti menjadi "united States of America".[22] Pada 1977, Pasal Konfederasi secara resmi menyatakan: "Nama dari Konfederasi ini haruslah 'The United States of America'".[23]
Bentuk pendek "United States" (Negara-Negara Serikat) juga kerap digunakan sebagai bentuk standar negara ini. Bentuk umum lainnya adalah "U.S.", "USA", dan "America". Sebutan sehari-seharinya adalah "U.S. of A.", dan secara internasional kadang hanya disebut dengan "the States". "Columbia", kata yang populer dalam puisi dan lagu-lagu pada akhir 1700-an,[24] pertama kali dikemukakan oleh Christopher Columbus; kata ini menjadi dasar penamaan "Distrik Columbia".
Sebutan standar untuk merujuk pada warga negara Amerika Serikat adalah "American". "United States", "American" dan "U.S." juga digunakan untuk merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan Amerika Serikat. Dalam bahasa Inggris sendiri, istilah "American" jarang digunakan untuk merujuk pada subjek yang tidak terkait dengan Amerika Serikat. Meskipun pada kenyataannya Amerika adalah sebuah benua dan terdapat banyak negara lainnya di benua tersebut, istilah "Amerika" ini secara umum digunakan hanya untuk merujuk pada hal-hal yang terkait dengan Amerika Serikat.[25]
Frasa "United States" pada awalnya difungsikan sebagai bentuk jamak untuk mendeskripsikan mengenai kumpulan negara-negara merdeka, misalnya dalam Amandemen Ketigabelas Konstitusi Amerika Serikat, yang disahkan pada tahun 1865, tertulis: "the United States are...". Frasa ini kemudian secara umum difungsikan sebagai bentuk tunggal; misalnya, setelah berakhirnya Perang Saudara, dinyatakan: "the United States is...". Bentuk tunggal ini lalu digunakan sebagai standar sampai sekarang, namun bentuk jamaknya masih tetap dipertahankan dalam idiom "these United States".[26] Perbedaan ini dianggap bukanlah sebagai kesalahan penggunaan kata, namun untuk mencerminkan perbedaan antara kumpulan negara-negara bagian (states) dan sebuah negara berdaulat (country).[27]
Dalam bahasa non-Inggris, penamaan negara ini sering diterjemahkan dari frasa "United States" maupun dari "United States of America", dan secara umum juga dikenal dengan "America". Selain itu, inisial/penyingkatan terkadang juga digunakan. Misalnya, di Spanyol, sebutan umum untuk "United States" adalah "Estados Unidos", berasal dari kata "states" dan "united", dan disingkat dengan "EE.UU."; huruf-huruf ganda menandakan bahwa kata ini digunakan sebagai bentuk jamak di Spanyol.[28] Dalam bahasa Indonesia, nama yang digunakan adalah Amerika Serikat, berasal dari frasa "United States of America", dengan bentuk singkat AS, dan umumnya juga disebut dengan "Amerika" saja.
Sejarah
Penduduk asli Amerika dan pemukiman Eropa
Penduduk asli di dataran Amerika bermigrasi dari Asia, yang dimulai sekitar 40.000 hingga 12.000 tahun yang lalu.[29] Beberapa di antaranya, seperti kebudayaan Mississippi pra-Columbia, telah mengembangkan teknik pertanian yang maju, arsitektur megah, dan masyarakat setingkat negara. Setelah penjelajah Eropa dan para pedagang melakukan kontak pertama dengan para penduduk asli, jutaan dari mereka tewas karena wabah penyakit yang ditularkan oleh para pendatang Eropa, misalnya cacar.[30]
Penjelajah Spanyol pertama kali mendarat di "La Florida" pada tahun 1513. Spanyol mendirikan pemukiman di California dan New Mexico, yang kemudian bergabung dengan Tiga Belas Koloni. Terdapat juga beberapa pemukiman Perancis di sepanjang Sungai Mississippi.Pemukiman Inggris yang didirikan di sepanjang pesisir Atlantik adalah faktor awal yang paling penting dalam pembentukan Amerika Serikat. Koloni Virginia didirikan pada tahun 1607 dan Koloni Plymouth pada 1620. Sekitar 100.000 Puritan bermigrasi ke New England, terutama ke Koloni Massachusetts Bay. Pada awal 1614, Belanda menduduki wilayah yang kelak akan membentuk New York; koloni tersebut mereka namakan New Netherland, dan koloni ini diambilalih oleh Inggris pada tahun 1674, namun pengaruh Belanda yang kuat tetap bertahan di bagian utara New York City, Hudson Valley, selama bergenerasi-generasi lamanya. Para imigran baru dari Afrika diperbudak selama kolonisasi ini.[31] Pada pergantian abad ke-18, para imigran dari Afrika telah menjadi sasaran utama perbudakan di berbagai koloni.[32]
Setelah dimekarkannya Carolina pada 1729 dan dikuasainya Georgia pada 1732, Tiga Belas Koloni Inggris yang kelak akan menjadi Amerika Serikat sudah terbentuk.[33] Koloni-koloni ini memiliki pemerintahan daerah tersendiri, namun tetap diwajibkan untuk tunduk dan mengabdi kepada tanah leluhur mereka, yaitu Inggris. Semua koloni melegalkan perdagangan budak Afrika.[34] Dengan angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah serta imigrasi yang stabil, penduduk kolonial makin tumbuh pesat. Munculnya gerakan kebangkitan Kristen pada periode 1730-an dan 1740-an yang dikenal dengan Great Awakening memicu semangat untuk memerjuangkan kebebasan beragama.
Dalam Perang Perancis-Indian, pasukan Inggris berhasil merebut Kanada dari Perancis, namun koloni di Kanada ini terpisah secara politik dari koloni-koloni di selatan. Dengan pengecualian penduduk asli Amerika yang sedang mengungsi, ketigabelas koloni Inggris memiliki populasi sekitar 2,6 juta jiwa pada tahun 1770, kira-kira sepertiga dari total populasi Inggris pada saat itu. Hampir seperlima dari total populasi di Tiga Belas Koloni yang kelak akan membentuk Amerika Serikat adalah budak kulit hitam.[35]
Ekspansi kolonial Inggris ke arah barat ditentang oleh suku-suku asli yang sudah lebih dulu bermukim disana. Mereka berupaya mempertahankan pemukiman mereka dengan berbagai cara seperti bersekutu dengan bangsa Eropa dan berperang. Di sisi lain, pemukim Inggris di Tiga Belas Koloni dijadikan subjek pajak Inggris, namun hal ini ditentang oleh para kolonis karena mereka tidak memiliki perwakilan di Parlemen Britania Raya.
Kemerdekaan dan perluasan
Revolusi Amerika adalah
perang kemerdekaan kolonial pertama yang sukses dalam melawan kekuatan Eropa.
Warga Amerika telah mengembangkan sistem pemerintahan daerah yang demokratis
dan ideologi "republikanisme",
menyelenggarakan pemerintahan yang bertumpu pada kehendak rakyat (bukannya
raja), menentang korupsi, dan menuntut kebajikan sipil. Mereka menuntut hak-hak
mereka sebagai orang Inggris dan menolak upaya Inggris untuk memungut pajak
tanpa persetujuan legislatura kolonial. Inggris tetap bersikeras untuk memungut
pajak dan konflik meningkat menjadi perang berskala penuh pada tahun 1775, yang
dikenal dengan Perang
Revolusi Amerika.[36] Pada tanggal 14
Juni 1775, Kongres Kontinental yang
bersidang di Philadelphia
membentuk Tentara Kontinental yang di komandoi oleh George Washington.[37] Kongres juga
menyatakan bahwa "semua manusia diciptakan sama" dan diberkahi dengan
"hak asasi tertentu". Kongres ini lalu mengesahkan Deklarasi Kemerdekaan yang disusun oleh Thomas Jefferson pada 4
Juli 1776. Tanggal tersebut selanjutnya diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Kemerdekaan Amerika Serikat.
Pada tahun 1777, Pasal Konfederasi mengatur pembentukan sebuah
pemerintahan lemah yang bertahan sampai tahun 1789.[38] Setelah kekalahan
Inggris di Yorktown oleh pasukan Amerika yang dibantu oleh Perancis,
Amerika Serikat akhirnya menjadi negara merdeka. Dalam Traktat Perdamaian 1783, Inggris mengakui
kedaulatan Amerika Serikat atas sebagian besar wilayah di sebelah timur Sungai
Mississippi. Para nasionalis menyerukan mengenai pembentukan
pemerintahan federal yang jauh lebih kuat dengan cara memungut pajak, yang
menyebabkan lahirnya konvensi konstitusional pada tahun 1787.
Setelah melalui debat panjang, Konstitusi Amerika Serikat akhirnya disahkan pada 1788 oleh
ketigabelas negara bagian. Kongres dan Dewan Perwakilan Rakyat
pertama dibentuk dan George Washington ditunjuk
sebagai presiden
pertama – yang mulai menjabat pada 1789. Bill of Rights, yang
melarang pembatasan kebebasan pribadi dan menjamin berbagai perlindungan hukum,
disahkan pada tahun 1791.[39]
Sikap terhadap
perbudakan juga berubah; semua negara bagian melarang
perdagangan budak internasional,[40] dan pemerintah
federal mengkriminalisasikan kegiatan impor atau ekspor budak pada tahun 1807.[41] Seluruh negara
bagian Utara menghapuskan perbudakan antara tahun 1780 dan 1804. Sementara itu,
dengan tingginya produksi kapas setelah tahun 1820, bangsa kulit putih di
Selatan memutuskan bahwa perbudakan adalah hal yang positif bagi semua orang,
termasuk para budak.[42] Kebangkitan Besar Kedua,
yang dimulai pada 1800-an, menyebabkan jutaan orang memeluk agama Protestan. Di Utara, muncul
beberapa gerakan reformasi sosial, termasuk abolisionisme.[43]
Hasrat Amerika
untuk memperluas wilayahnya ke arah barat
memicu berkobarnya serangkaian peperangan dengan bangsa Indian.[44] Pembelian
Louisiana dari Perancis oleh Presiden Thomas Jefferson pada 1803
memperluas wilayah Amerika Serikat hampir dua kali lipat dari ukuran
sebelumnya.[45] Perang 1812 untuk
menyingkirkan pengaruh Inggris semakin memperkuat nasionalisme Amerika Serikat.[46] Serangkaian
serangan militer AS ke Florida membuat Spanyol menyerahkan koloni-koloninya di Pantai Teluk kepada Amerika Serikat pada tahun 1819.[47]
Andrew Jackson menjadi
presiden pada 1829 dan memulai serangkaian reformasi yang melahirkan era demokrasi Jacksonian, yang berlangsung dari
1830 – 1850. Reformasi ini termasuk memperluas hak pilih bagi pria, dan
beberapa penyesuaian dalam pelimpahan kekuasaan pada pemerintahan federal.
Kebijakannya ini juga memicu terbentuknya Sistem Partai Kedua, yang mengacu pada
partai-partai dominan yang sudah ada sejak 1828 sampai 1854.
Kebijakan Trail of Tears pada 1830-an adalah contoh
kebijakan penyingkiran Bangsa Indian
dengan cara membangun reservasi khusus untuk mereka sendiri dengan subsidi
tahunan dari pemerintah. Amerika Serikat menganeksasi Republik Texas pada 1854,
di tengah-tengah periode bergulirnya konsep "Manifest Destiny"
(Pembuktian Takdir).[48] Traktat Oregon pada tahun
1846 antara AS dengan Inggris menyebabkan AS menguasai wilayah yang saat ini
menjadi Amerika Serikat Barat Laut.[49] Sebagai akibat
dari kemenangan AS dalam Perang
Meksiko-Amerika, Meksiko menyerahkan California pada tahun 1848,
penyerahan ini termasuk sebagian besar wilayah yang saat ini membentuk Amerika Serikat Barat Daya.[50]
Demam
Emas California yang berlangsung pada 1848-1849 semakin memacu
migrasi bangsa Barat ke daratan Amerika.[51] Jalur kereta api baru
dibangun untuk memudahkan relokasi para pendatang. Hal ini semakin meningkatkan
konflik dengan penduduk asli Amerika.[52] Selama setengah
abad, lebih dari 40 juta kerbau atau bison Amerika dibantai dan
diambil kulit dan dagingnya untuk memudahkan pembangunan jalur kereta.[53] Berkurangnya
jumlah kerbau, yang menjadi makanan utama bagi suku Indian, menjadi pukulan
serius bagi keberlangsungan kebudayaan pribumi di dataran Amerika.[53]
Sikap terhadap perbudakan juga berubah; semua negara bagian melarang perdagangan budak internasional,[40] dan pemerintah federal mengkriminalisasikan kegiatan impor atau ekspor budak pada tahun 1807.[41] Seluruh negara bagian Utara menghapuskan perbudakan antara tahun 1780 dan 1804. Sementara itu, dengan tingginya produksi kapas setelah tahun 1820, bangsa kulit putih di Selatan memutuskan bahwa perbudakan adalah hal yang positif bagi semua orang, termasuk para budak.[42] Kebangkitan Besar Kedua, yang dimulai pada 1800-an, menyebabkan jutaan orang memeluk agama Protestan. Di Utara, muncul beberapa gerakan reformasi sosial, termasuk abolisionisme.[43]
Hasrat Amerika untuk memperluas wilayahnya ke arah barat memicu berkobarnya serangkaian peperangan dengan bangsa Indian.[44] Pembelian Louisiana dari Perancis oleh Presiden Thomas Jefferson pada 1803 memperluas wilayah Amerika Serikat hampir dua kali lipat dari ukuran sebelumnya.[45] Perang 1812 untuk menyingkirkan pengaruh Inggris semakin memperkuat nasionalisme Amerika Serikat.[46] Serangkaian serangan militer AS ke Florida membuat Spanyol menyerahkan koloni-koloninya di Pantai Teluk kepada Amerika Serikat pada tahun 1819.[47]
Andrew Jackson menjadi presiden pada 1829 dan memulai serangkaian reformasi yang melahirkan era demokrasi Jacksonian, yang berlangsung dari 1830 – 1850. Reformasi ini termasuk memperluas hak pilih bagi pria, dan beberapa penyesuaian dalam pelimpahan kekuasaan pada pemerintahan federal. Kebijakannya ini juga memicu terbentuknya Sistem Partai Kedua, yang mengacu pada partai-partai dominan yang sudah ada sejak 1828 sampai 1854.
Kebijakan Trail of Tears pada 1830-an adalah contoh kebijakan penyingkiran Bangsa Indian dengan cara membangun reservasi khusus untuk mereka sendiri dengan subsidi tahunan dari pemerintah. Amerika Serikat menganeksasi Republik Texas pada 1854, di tengah-tengah periode bergulirnya konsep "Manifest Destiny" (Pembuktian Takdir).[48] Traktat Oregon pada tahun 1846 antara AS dengan Inggris menyebabkan AS menguasai wilayah yang saat ini menjadi Amerika Serikat Barat Laut.[49] Sebagai akibat dari kemenangan AS dalam Perang Meksiko-Amerika, Meksiko menyerahkan California pada tahun 1848, penyerahan ini termasuk sebagian besar wilayah yang saat ini membentuk Amerika Serikat Barat Daya.[50]
Demam Emas California yang berlangsung pada 1848-1849 semakin memacu migrasi bangsa Barat ke daratan Amerika.[51] Jalur kereta api baru dibangun untuk memudahkan relokasi para pendatang. Hal ini semakin meningkatkan konflik dengan penduduk asli Amerika.[52] Selama setengah abad, lebih dari 40 juta kerbau atau bison Amerika dibantai dan diambil kulit dan dagingnya untuk memudahkan pembangunan jalur kereta.[53] Berkurangnya jumlah kerbau, yang menjadi makanan utama bagi suku Indian, menjadi pukulan serius bagi keberlangsungan kebudayaan pribumi di dataran Amerika.[53]
Tempat wisata di
Amerika
San Francisco, California
Setiap lingkungan di San Francisco memiliki kepribadian sendiri, dari hippie chic dari Haight Atas ke Misi grit hipster. Distrik Marina menawarkan bistro trendi dan pemandangan kartu pos yang sempurna dari Jembatan Golden Gate, sementara Noe Valley menawarkan butik kuno yang tenang. Gelombang menyapa singa laut di dermaga 39, dan sampel keju lokal serta charcuterie di Gedung Ferry. Duduk di pada sesi yoga di Dolores Park atau mengagumi Kincir Angin Belanda di seberang Ocean Beach.
Washington DC, District
of Columbia
Washington DC adalah sebuah perhubungan
untuk politik Amerika serta bersejarah. Menarik karena banyak sekolah
perjalanan lapangan seperti halnya wisatawan kabupaten menawarkan untuk
mengintip ke asal demokrasi negara itu. Ada banyak museum gratis untuk
mengambil keuntungan, tapi sebenarnya di sini yang menarik adalah
peringatan dan monumen yang didedikasikan untuk pemimpin besar Amerika.
Luangkan waktu Anda untuk kontemplatif di Reflecting Pool dalam National Mall,
salah satu tempat yang paling patriotik di negeri ini.
Honolulu,
Hawaii
Penyebutan hanya Hawaii cukup untuk
mendorong visi rok rumput dan koktail berwarna-warni dengan payung kecil.
Meskipun Anda akan menemukan beberapa kitsch di Honolulu, Anda juga akan
menemukan museum seni, jalur sepeda, dan beberapa pemandangan paling indah di
dunia. Populer Waikiki Beach memiliki pasir lembut dan ombak besar. Untuk megah
dilihat Oahu berebut ke puncak Diamond Head - kawah gunung berapi 350-acre.
Struktur bersejarah seperti Istana Iolani dan Ali'iolani Hale yang layak
dikunjungi pada hari non-pantai.
New
Orleans, Louisiana
Laissez les bons temps rouler! Di New
Orleans waktu yang baik terus-menerus bergulir Bourbon Street, yang, berkat
perayaan Mardi Gras tahunan kota ini, memiliki cukup reputasi hewan pihak.
Setelah Anda menyerap pemandangan French Quarter yang bersejarah, tur elegan
distrik taman dan bertemu dengan karakter warna-warni dari Perancis Street.
Pengalaman getaran supranatural kota di Museum Voodoo atau dengan mengambil
hantu dipandu atau tur vampir melalui bar, lorong-lorong, dan pemakaman
Seattle,
Washington
Di
Seattle Anda tidak bisa melewatkan Perpustakaan Umum Pusat - sebuah keajaiban
arsitektur modern grid kaca, bentuk yang tidak biasa, dan "buku
spiral" yang naik empat cerita. Berjalan ke Pike Place Market untuk
mengunjungi Starbucks yang asli dan bermain menangkap dengan penjual ikan. Di
jantung kota terletak Chihuly Garden dan Kaca, yang akan mempesona Anda dengan
karya-karya yang penuh warna dan yang halus. Meluncur ke atas Space Needle
untuk pemandangan pegunungan sekitarnya dan Puget Sound.